Kontribusi sawah sebagai penghasil padi dan pendapatan petani hingga saat ini belum memenuhi harapan sebagai sumber pendapatan yang memadai, terutama bagi petani dengan pengusahaan sawah kurang dari 1 hektar.
Adapun peluang bagi petani untuk meningkatkan pendapatan. Ekosistem sawah sangat akrab dengan kehidupan berbagai jenis ikan di antaranya belut. Belut dapat diintegrasikan dengan padi di sawah seluas 500 m2. Hasilnya, selain belut yang kaya akan gizi, tambahan pendapatan juga diperoleh beras organik yang sangat dibutuhkan masyarakat yang semakin peduli dengan pangan berkualitas.
Berdasarkan pengalaman Iwan Hermawan, Ketua Kelompok Mitra Sukses, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat, budidaya belut di sawah adalah sebagai berikut:
Persiapan lahan, a). Jerami yang dapat digunakan untuk bahan media hidup belut adalah jerami yang telah lapuk. Proses pelapukan ini memerlukan waktu selama satu musim tanam; b). Pematang sawah perlu diperbesar minimal berukuran lebar 50 cm dan tinggi 40 cm. Selanjutnya, pasang pemasukan dan pengeluaran dari paralon atau bambu yang dilengkapi dengan saringan;
c). Untuk tempat berkumpul dan sumber pakan alami, perlu dibuat kubangan berukuran 2x1x0,6 meter. Kubangan ini dibuat minimal 2 buah di bawah setiap pematang tambahan. Media diisi dengan cincangan batang pisang yang telah busuk, pupuk kandang/kompos dan lumpur sawah yang ditumpuk secara berlapis-lapis.
Selanjutnya d). Dibuat juga pematang tambahan yang menjorok sekitar 10 baris padi ke tengah petakan sawah. Selang 10 baris padi dibuatkan lagi pematang tambahan, demikian seterusnya. Satu petakan dapat dibuat beberapa pematang tambahan sesuai dengan luas atau kondisi lahan;
e). Setelah pembuatan pematang selesai, lalu sawah dicangkul seperti biasa. Setelah dicangkul lalu tanah diberi pupuk kandang/kompos dan jerami yang sudah lapuk. Biarkan minimal 3 hari lalu tanah dihaluskan, setelah dihaluskan sebelum ditanam padi, dibuatkan dulu parit-parit di sisi pematang. Parit ini berguna untuk kehidupan ikan-ikan kecil ketika sawah tidak diairi.
0 komentar:
Post a Comment
Saran dan KIritik terhadap blog ini akan sangat bermanfaat bagi keberlanjutan dan kekreatifan blog ini