INILAH.COM, Jakarta – Gangguan email dan pesan BlackBerry telah menerpa AS sepekan terakhir. CrashBerry itu menyebabkan kemarahan dari pengguna. Akankah masalah itu merembet ke operator RI?
Pengguna BlackBerry masih marah atas malfungsi email yang nyaris total terjadi di AS pekan ini. Dampaknya Research In Motion merasakan kemarahan dari penggunanya yang sedang diliputi keceriaan menjelang tahun baru.
Pada Rabu (23/12) RIM merilis status update dan menjelaskan malfungsi itu dan meminta maaf kepada pengguna. Masalahnya tampak terletak pada perangkat lunak BlackBerry Messenger versi baru. Pengguna disarankan untuk mengunduh versi terbaru, 5.0.0.57 yang dinilai mampu memecahkan masalah-masalah itu.
"Gangguan dialami pelanggan BlackBerry di Amerika," jelas RIM dalam pernyataannya. "Pesan pengiriman tertunda atau hilang selama gangguan layanan. Layanan telepon dan SMS BlackBerry terpengaruh. Akar masalah yang menyebabkan saat ini sedang ditinjau, namun berdasarkan analisis awal, masalah berasal dari sebuah cacat dalam dua versi BlackBerry Messenger (BBM) versi 5.0.0.55 dan 5.0.0.56 yang menyebabkan masalah database tak terduga, dalam infrastruktur BlackBerry. "
Pengguna BlackBerry yang tidak merasa lebih baik dengan pernyataan RIM itu menumpahkan komentar marah di blog Crackberry yang popular. Dalam sebuah posting satu pengguna menulis, "BBM menyebabkan seluruh sistem crash?!?! Senang RIM tidak bertanggung jawab."
Ken Dulaney dari Gartner Group menyatakan akan selalu ada gangguan perangkat lunak. Tapi sudah semestinya penyedia layanan menyediakan sistem lebih, yang memungkinkan untuk mengalihkannya secara lebih mudah.
"Jika ini adalah karena kesalahan dari RIM tidak mempunyai prosedur rencana cadangan untuk kegagalan yang baik, maka saya kira kita bisa mengatakan mereka tidak mengikuti proses yang tepat," katanya.
Sejauh ini RIM berhasil dengan cepat mengembangkan BlackBerry ke pasar konsumer dengan handset Storm dan Pearl. Pada saat yang sama RIM memberikan lebih banyak perangkat lunak yang ramah konsumen. Misalnya saja program Messenger yang baru saja mengalami gangguan.
Jika pengguna korporat terkunci ke dalam server BlackBerry, RIM dapat dengan mudah kehilangan pasar dan menyerahkannya kepada pesaingnya, Apple. Apalagi apabila gangguan layanan terus terjadi.
"Selain gangguan perangkat lunak, kenyataan RIM menawarkan begitu banyak program 'beli satu, dapat satu' dengan tujuan memperluas penawaran menjadi kurang efisien juga," kata Analis Utama Creative Strategy Tim Bajarin.
Lalu bagaimana kondisinya di Indonesia. Tiga operator menyatakan permasalahan itu tdiak berpengaruh ke Tanah Air. “AXIS tidak bermasalah. RIM di Eropa dan Amerika berbeda station-based-service-nya dengan yang di Asia sehingga sejauh ini AXIS tidak mendapat pengaduan terkait kasus RIM di AS,” ujar Faizal Adiputra Head of Mobile Data Axis saat dihubungi INILAH.COM.
Walau begitu Faizal mengakui ada pengaduan walaupun sifatnya sangat kecil. “Problem tiap operator di tiap negara sangat kasusistik,” tegasnya.
GM Sales XL Handono Warih menyatakan wilayah Asia tidak terkena dampak masalah RIM yang terjadi di Amerika. “Dengan teknologi RIM yang terkonsentrasi di masing-masing region, apa yang terjadi di AS, tidak berdampak secara langsung ke Indonesia. Hal ini memang cukup mengkhawatirkan tapi tampaknya karena sistem operasi RIM yang terpisah, operator di Indonesia baik-baik saja,” ujarnya.
Hal senada dikatakan Group Head Brand Marketing Indosat, Teguh Prasetya. “Sejauh ini Indosat lancar. Tapi memang ada permintaan update BlackBerry Messenger ke versi terbaru yakni 5.0.0.57,” ujarnya.
0 komentar:
Post a Comment
Saran dan KIritik terhadap blog ini akan sangat bermanfaat bagi keberlanjutan dan kekreatifan blog ini