Santa Claus awalnya bukan sosok gemuk berbaju merah dan mengendarai rusa terbang. Sejarah Santa Claus berkembang menurut waktu dan tempat mengikuti budaya masyarakat.
Seperti di Amerika, sosok periang yang kita sebut Santa Claus adalah gabungan multi budaya, memadukan unsur cerita rakyat dengan fantasi. Pria yang disebut Santa Claus itu telah berevolusi dan mulai muncul pada abad ketiga.
Sejarawan menyebut Santa Nicholas tidak selalu gemuk atau berjanggut. St Nicholas adalah uskup terhormat dari Myra, sebuah kota Romawi yang sekarang bernama Turki. Lahir sekitar tahun 270 Masehi, Nicholas sudah menjadi uskup saat masih berusia muda.
Nicholas mendedikasikan dirinya untuk membantu orang miskin sepanjang hidupnya dan membayar mahar untuk gadis-gadis miskin. Reputasinya sebagai pemberi hadiah rahasia di sekitar kota tumbuh seiring dengan waktu.
Ia dikenal terutama sebagai penyimpan koin atau menempatkan sesuatu ke dalam sepatu anak-anak, kadang-kadang dengan imbalan wortel atau jerami untuk kuda-kuda.
Nicholas digambarkan secara tradisional mengenakan jubah uskup berwarna merah dan sering dibantu oleh anak yatim kecil.
Berkembang kepercayaan setelah kematiannya, St Nicholas disebut sebagai santo pelindung anak-anak.
Dia tetap sosok yang popular baik hati, pada abad pertengahan dan pesta diadakan setiap tahun pada tanggal wafatnya 6 Desember, dan hadiah-hadiah kecil diberikan kepada anak-anak, biasanya dalam sepatu, untuk menghormatinya.
Reformasi Protestan abad ke-16, ketika penghormatan terhadap orang-orang kudus Katolik dilarang di banyak wilayah Eropa, menyebabkan penurunan popularitas St Nicholas.
Hanya di Belanda perayaan Santo Nicholas tetap hidup dalam bentuk Sinterklaas, sosok ramah yang bepergian dari rumah ke rumah pada malam 5 Desember meninggalkan hadiah di sepatu anak-anak dengan imbalan makanan kecil untuk kuda.
Dalam tradisi Belanda, Sinterklaas memakai jubah uskup berwarna merah, punya asisten peri dan mengendarai kuda di atas atap sebelum menyelinap ke cerobong asap untuk memberikan hadiah.
Sinterklaas datang ke Amerika dibawa imigran Belanda di abad 17 dan 18, dan dengan koloni baru tersebut sosok Sinterklas benar-benar berevolusi.
Perubahan sudut pandang nama dari Sinterklaas ke Santa Claus terjadi pada 1773 di sebuah surat kabar New York City. Istilah Santa Claus semakin luas pada tahun 1809 dengan penerbitan buku "A History of New York oleh pengarang Irving Washington di mana Santa digambarkan sebagai orang besar gemuk dan merokok pipa, bukan sebagai uskup kurus.
Pada 1822 dalam puisi berjudul "Kunjungan dari Saint Nicholas" oleh Clement Moore, Santa dibayangkan lebih lanjut memiliki kemampuan menggiring rusa, membawa sekarung penuh mainan, dan perut bundar "seperti mangkuk penuh jelly."
POPO, TATANG dan BANYU !
7 years ago
0 komentar:
Post a Comment
Saran dan KIritik terhadap blog ini akan sangat bermanfaat bagi keberlanjutan dan kekreatifan blog ini