Gajah mati meninggalkan gading, macan mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan kebajikan. Tapi Gus Dur mati meninggalkan humor dan guyonan....
Selain dikenal sebagai tokoh nyeleneh dan kontroversial, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur juga dikenal sebagai sosok yang humoris. Bagi Gus Dur, boleh dikata, tiada hari tanpa humor, ketawa dan guyonan. Ketika memangku jabatan sebagai orang nomor satu RI pun, sama sekali ia tidak berubah. Gus Dur yang mengaku masih sebagai “presiden belajaran” ini ternyata tetap setia dengan pembawaan dan kebiasaan lamanya: gemar guyon dan suka mengumbar lelucon.
Sekalipun pandangan matanya terganggu, Gus Dur tetap banyak humor. Saat berbicara, dia selalu menyelipkan joke, cerita lucu, yang membuat pendengarnya tertawa. Joke-jokenya itu disukai oleh banyak tokoh dunia.
“Gus, kok suka humor terus sih?” tanya seorang yang kagum karena humor Gus Dur selalu berganti-ganti. “Di pesantren, humor itu jadi makanan sehari-hari,” jelasnya.
Dengan lelucon, kita bisa sejenak melupakan kesulitan hidup. Dengan humor, pikiran kita jadi sehat,” sambungnya.
Banyak celutukan, guyonan, dan tanggapannya atas peristiwa dan masalah pelik membuat masyarakat yang keningnya berkerut, dengan refleks menarik ujung bibir dan membentuk seulas senyuman.
Banyak humor-humor yang dilontarkan Gus Dur dalam berbagai kesempatan, yang bisa kita simak berikut:
Semua Presiden RI KKN
Humor Gus Dur tentang Presiden Megawati KKN menghebohkan nusantara, sejak harian Jawa Pos melalui jaringan Jawa Pos Network-nya memuat pernyataan Gus Dur di Jawa Timur bahwa semua presiden RI KKN, dari presiden pertama hingga presiden Megawati.
Bermula dari khutbah pernikahan putra Hj. Diana Susilowati yang akrab dipanggil Ning Sus, di lingkungan Pondok Pesantren Zainul Hasan Pajarakan Probolingo Jawa Timur, Ahad (25/8/2002). Kendati ia berpidato di atas kwade (pentas penganten Jawa), namun belum satu menit berpidato, dia langsung membuat guyonan politik. Katanya, baik presiden yang pertama maupun yang terakhir ini semuanya KKN (tentu saja KKN dimaksudkan untuk istilah Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).
“Kok bisa?” tanya Gus Dur. “Ya, presiden pertama (Soekarno, red.) itu saya katakan Kanan Kiri Nona. Presiden kedua (Soeharto, red.), juga KKN, tapi yang ini Kanan Kiri Nabrak. Yang ketiga (Habibie, red.) malah lebih parah lagi, Kecil Kecil Nekad. Yang keempat anda sudah tahu semua, yakni Kanan Kiri Nuntun. Dan yang terakhir, yang satu ini (sambil tertegun beberapa saat) Kayak Kuda Nil.” Dan disambut tertawa gerr sekitar 4000-an hadirin.
Tertawa pun semakin berkepanjangan saat Wahid merinci, Kuda Nil itu memiliki ciri-ciri tertentu yakni bertubuh besar, senang berendam, kerang gerak dan jarang ngomong. “Saya kira, presiden yang sekarang ini (Megawati) ternyata KKN juga. Tetapi KKN-nya: Kayak Kuda Nil,” kata Wahid disambut tertawa dan tepuk tangan.
Orang NU Gila
Rumah Gus Dur di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, sehari-harinya tidak pernah sepi dari tamu. Dari pagi hingga malam, bahkan tak jarang sampai dinihari para tamu ini datang silih berganti baik yang dari kalangan NU ataupun bukan. Tak jarang mereka pun datang dari luar kota.
Menggambarkan fanatisme orang NU, kata Gus Dur, menurutnya ada 3 tipe orang NU. “Kalau mereka datang dari pukul tujuh pagi hingga jam sembilan malam, dan menceritakan tentang NU, itu biasanya orang NU yang memang punya komitmen dan fanatik terhadap NU,” tegas Gus Dur.
Orang NU jenis yang kedua, mereka yang meski sudah larut malam, sekitar jam dua belas sampai jam satu malam, namun masih mengetuk pintu Gus Dur untuk membicarakan NU, “Itu namanya orang gila NU,” jelasnya.
“Tapi kalau ada orang NU yang masih juga mengetuk pintu rumah saya jam dua dinihari hingga jam enam pagi, itu namanya orang NU yang gila,” kata Gus Dur sambil terkekeh.
Dai kok Menangkap Imam
“Coba saya tanya, adakah dalil yang membolehkan seorang dai menangkap seorang imam?
Tapi, ini benar-benar terjadi di Indonesia. Dai yang menangkap itu adalah Da’i Bachtiar (Kapolri saat itu, Red.) dan yang ditangkap adalah Imam Samudra,” kata Gus Dur terkekeh.
POPO, TATANG dan BANYU !
7 years ago