Top Headlines

05 January, 2010

Landasan teori

Share/Bookmark
Saya mencoba menulis dan membantu teman-teman dalam mencari kosa kata dan istilah yang berhubungan dengan dunia pertanian dan hal pengertian-pengertian tersebut saya rangkum dalam berbagi sumber buku, jurnal, skripsi dan lain sebagai nya, dan saya berterim kasih kepada pemikirf dan penulis buku yang mencoba menyebarkan pengetahuannya kepad khalayak ramai. Saya hanya berusaha menyampaikan apa yang penulis dan pemikir tuliskan sebagai proses pemberian wacana ke ilmua yang baik.
Glosarium Kata-kata
1. Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Mulyana, 2000).
2. Kelompok tani adalah petani yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) keakraban dan keserasian yang dipimpin oleh seorang ketua (Trimo, 2006).
3. Kelompok Tani menurut Anonim dalam Mardikanto (1993) diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau yang terdiri dari petani dewasa (pria/wanita) maupun petani taruna (pemuda/pemudi) yang terikat secara formal dalam suatu wilayah keluarga atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani.
4. Menurut Suhardiyono (1992) kelompok tani biasanya dipimpin oleh seorang ketua kelompok, yang dipilih atas dasar musyawarah dan mufakat diantara anggota kelompok tani. Pada waktu pemilihan ketua kelompok tani sekaligus dipilih kelengkapan struktur organisasi kelompot tani yaitu sekretaris kelompok, bendahara kelompok, serta seksi-seksi yang mendukung kegiatan kelompoknya. Seksi-seksi yang ada disesuai kan dengan tingkat dan volume kegiatan yang akan dilakukan. Masing-masing pengurus dan anggota kelompok tani harus memiliki tugas dan wewenang serta tanggung jawab yang jelas dan dimengerti oleh setiap pemegang tugasnya. Selain itu juga kelompok tani harus memiliki dan menegakkan peraturan-peraturan yang berlaku bagi setiap kelompoknya dengan sanksi-sanksi yang jelas dan tegas. Biasanya jumlah anggota kelompok tani berkisar antara 10-25 orang anggota.
5. Menurut Samsudin (1993) bahwa dalam suatu kelompok sosial seperti halnya kelompok tani, selalu mempunyai apa yang disebut external structure atau socio group dan internal structure atau psycho group. External structure dalam kelompok tani adalah dinamika kelompok, yaitu aktivitas untuk menanggapi tugas yang timbul karena adanya tantangan lingkungan dan tantangan kebutuhan, antara lain termasuk tuntutan meningkatkan produktivitas usahatani. Sedangkan internal structure adalah menyangkut norma atau pranata dan kewajiban dalam mencapai prestasi kelompok. Internal structure akan sekaligus merupakan dasar solidaritas kelompok, yang timbul dari adanya kesadaran setiap anggota kelompok tani yang bersangkutan.
6. Dinamika kelompok (Group Dynamics) diartikan dengan berbagai cara antara lain: studi tentang kekuatan-kekuatan sosial dalam suatu kelompok yang mempelancar atau menghambat proses kerjasama dalam kelompok; metode-metode dan teknik-teknik yang dapat diterapkan bila sejumlah orang bekerjasama dalam kelompok, misalnya berperan (role playing) dan observasi terhadap jalannya proses kelompok dan pemberian umpan balik (feedback); serta cara-cara menangani organisasi dan pengelolaan kelompok-kelompok (Winkel, 1991).
7. Menurut Gerungan (1988), dinamika kelompok adalah analisis dari hubungan-hubungan kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa tingkah laku dalam kelompok itu adalah harus dari interaksi yang dinamis antara individu-individu dalam situasi sosial, internalisasi norma-norma, sense of belonging sebenarnya analisis dari saling hubugan antara anggota didalam kelompok dan sudah merupakan dinamika kelompok.
8. Dinamika kelompok, secara umum tidak dapat dipisahkan dari tingkat kepuasan yang dimiliki para anggota kelompok tersebut dalam pengejaran tujuan, besarnya tujuan yang dicapai, serta penggunaan konsep efektif dan efisien dalam mengejar tujuan tersebut (Yusmar, 1989).
9. Dinamika kelompok merupakan bidang penelitian yang dikaji, yang cenderung diarahkan pada komunikasi kelompok kecil yang berkecimpung dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan. Dengan demikian, komunikasi dalam kelompok kecil lebih banyak dilakukan sebagai cara untuk menyempurnakan pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam kelompok (Mulyana, 1996).
10. Dinamika kelompok tani adalah gerakan bersama yang dilakukan oleh anggota kelompok tani secara serentak dan bersama-sama dalam melaksanakan seluruh kegiatan kelompok tani dalam mencapai tujuannya yaitu peningkatan hasil produksi dan mutunya yang gilirannya nanti akan meningkatkan pendapatan mereka. Dinamika kelompok tani mencakup seluruh kegiatan meliputi inisiatif, daya kreatif dan tindakan nyata yang dilakukan oleh pengurus dan anggota kelompok tani dalam melaksanakan rencana kerja kelompoknya yang telah disepakati bersama. Suhardiyono (1992),
1. Komunikasi mnurut Berlo dalam Mardikanto (1993) secara umum, komunikasi sering diartikan sebagai:”suatu proses penyampaian pesan dari sumber ke penerima”. Tetapi dalam praktek, proses komunikasi tidak hanya terhenti disampaikam atau diterima oleh penerimanya. Tetapi, setelah menerima pesan, penerima memberikan tanggapannya kepada sumber atau pengirim pesan untuk kemudian proses komunikasi tersebut terus berlangsung, di mana pengirim dan penerima pesan saling berganti peran (penerima menjadi pengirim dan pengirim menjadi penerima). Proses komunikasi tersebut baru berhenti jika penerima telah memberikan tanggapan tersebut sesuai ataupun tidak sesuai dengan yang dikehendaki oleh pengirimnya.
2. Menurut Carl Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate). Sedangkan menurut Gerald Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima (Mulyana, 2000).
3. Komunikasi adalah suatu aktivitas yang terus berlangsung dan selalu berubah. Sebagai para pelaku komunikasi secara konstan kita dipengaruhi oleh pesan orang lain dan sebagai konsekuensinya, kita mengalami perubahan yang terus menerus. Setiap orang dalam hidup sehari-hari bertemu dan beriteraksi dengan orang-orang dan orang-orang ini mempengaruhi kita. Setiap kali kita terpengaruh, kita terpengaruh, kita berubah, seberapa kecil perubahan itu. itu berati bahwa kita menjalani hidup ini sebagai orang-orang yang terus menerus berubah orang-orang dinamik (Mulyana dan Rahmat, 1990).
4. Ada kata-kata mutiara komunikasi yang dapat ditarik dalam suatu kegiatan, yaitu bahwa kurangnya komunikasi menyebabkan kurangnya saling memahami; kurangnya saling pemahaman menjadikan penyebab kurang mesranya hubungan; kurang mesranya hubungan menyebabkan saling curiga; dan saling curiga bisa menimbulkan saling bentrok. Kontinuitas komunikasi sangat penting artinya, jika kita sadari bahwa tidak semua hal yang dikomunikasikan oleh komunikator itu senantiasa dapat dicerna persis oleh komunikan. Tidak jarang terjadi, sesuatu yang telah dikomunikasikan dengan baik ternyata dipahami salah oleh komunikan (Imron, 2002).
5. Menurut Effendy (2002), yang terpenting dalam komunikasi adalah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu kepada komunikasi.
6. Dampak kognitif adalah timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkatkan intelektualnya. Dengan kata lain, tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya merubah pikiran dari komunikan.
7. Dampak afektif, lebih tinggi kadarnya daripada dampak kognitif. Di sini tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu, tetapi bergerak hatinya, menimbulkan perasaan tertentu, merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya.
8. Dampak behavioral, paling tinggi kadarnya. Dampak behavioral adalah dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.
1. Komunikasi Antar Pribadi
Menurut Ruesh dan Bateson dalam Schram dan Rincaid (1997), memberikan pengertian komunikasi antar pribadi yaitu ditandai oleh adanya tindakan pengungkapan oleh pihak seseorang atau lebih, pengamatan secara sadar maupun tidak terhadap tindakan itu oleh pihak-pihak lain, kemudian melakukan pengamatan kembali bahwa tindakan yang pertama sudah diamati oleh pihak lain. Kesadaran akan pengamatan merupakan kejadian yang mengisyaratkan terciptanya jalinan antar pribadi.
Sedangkan menurut Effendy (1981) komunikasi antar pribadi sering pula disebut ‘diadic communication” adalah komunikasi antar dua orang atau lebih dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan
Suatu komunikasi antar pribadi harus ditandai dengan adanya umpan balik. Seandainya kita berbicara dengan orang lain, dan yang diharapkan adalah jawabannya sehingga kita mengetahui pikirannya, perasaannya dan melaksanakan apa yang kita maksudkan, dan jika harapan-harapan itu terpenuhi, maka dapat disimpulkan komunikasi antar pribadi telah berhasil karena umpan balinya membuat kita bersama menjadi saling mengerti. Umpan balik pribadi mengacu pada respons verbal maupun non verbal dari seorang komunikan maupun komunikator secara bergantian. Umpan balik saja tidaklah cukup bahkan komunikasi antar pribadi juga melibatkan beberapa tingkat dari interaksi antara peserta komunikasi. Umpan balik tidak mungkin ada jika tidak ada interaksi atau kegiatan dan tindakan yang menyertainya. Adanya interaksi menunjukkan bahwa komunikasi antara pribadi harus menghasilkan suatu keterpengaruhan tertentu. Tanpa adanya pengaruh sebaliknya interaksi juga tidak ada manfaatnya. Karena interaksi dalam komunikasi antar pribadi mengandalkan suatu perubahan dalam sikap, pendapat dan pikiran, perasaan dan minat maupun tindakan tertentu (Liliweri, 1991).
Bentuk komunikasi yang begitu akrab di dalam interaksi sesama manusia adalah bentuk komunikasi antar pribadi. Komunikasi antar pribadi sebenarnya adalah bukan sekadar komunikasi yang terjalin antara dua orang tanpa perantara media (face to face). Burgoon dan Ruffner (1978) mengatakan bahwa komunikasi antar pribadi dapat dibedakan dari berbicara di muka umum maupun komunikasi di dalam kelompok. Komunikasi antar pribadi juga mampu mencerminkan bahwa manusia yang berkomunikasi mampu mengekspresikan kehangatan, keterbukaan, dukungan terhadap pihak yang sedang diajak berkomunikasi. Erat kaitannya dengan masalah komunikasi antar pribadi (Wulandari, 2004).
2. Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi
Efektivitas menurut Handayaningrat (1986) berarti sebagai pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan Ruslan (1998) mendefinisikan efektitas yaitu berhasil untuk mencapai berhasil untuk mencapai tujuan, seraya memuaskan semua pihak yang terkait.
Dari penelitian Rogers dalam Departi dan Andrew (1978), mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi yang berlangsung secara tatap muka akan lebih efektif dalam mengubah sikap. Dengan demikian bahwa komunikasi antar pribadi mempunyai tingkat efektivitas yang tinggi dalam merubah sikap. Hal ini dikarenakan individu-individu yang terlibat didalamnya secara langsung akan segera mengetahui isi pesan yang dikomunikasikan. Di dalam komunikasi antar pribadi akan menghasilkan efek yang cepat diketahui. Mengenai efek dari kegiatan komunikasi ini sangat penting, karena diharapkan adalah terjadinya efek seperti yang diharapkan.
Keefektifan hubungan antarpribadi adalah taraf seberapa jauh akibat-akibat dari tingkah laku kita sesuai dengan yang kita harapkan. Keefektifan kita dalam hubungan antar pribadi ditentukan oleh kemampuan kita untuk mengkomunikasikan secara jelas apa yang ingin kita sampaikan, menciptakan kesan yang kita inginkan, atau mempengaruhi orang lain sesuai kehendak kita. Kita dapat meningkatkan keefektifan kita dalam hubungan antar pribadi dengan cara berlatih mengungkapkan maksud dan keinginan kita, menerima umpan balik, tingkah laku kita dan memodifikasi sikap tingkah laku kita sampai orang lain mempersepsikannya sebagaimana kita maksudkan. Artinya sampai akibat-akibat yang ditimbulkan oleh tingkah laku kita dalam diri orang lain itu seperti yang kita maksudkan (Supraktiknya, 2000).
3. Faktor Pembentuk Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi antar pribadi, seperti bentuk perilaku yang lain, dapat sangat efektif. Karakteristik komunikasi antar pribadi yang efektif dilihat dari sudut pandang humanistik adakalanya dinamai “ancangan lunak”, ada lima kualitas umum yang dipertimbangkan: keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportivenness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality) (Devito,1997).
a. Keterbukaan (openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi antar pribadi. Pertama, komunikator antar pribadi yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Kedua, mengacu pada kesediaan komunikator untuk berinteraksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Ketiga, menyangkut “kepemilikan” perasaaan dan pikiran. Dalam hal ini berarti terbuka yaitu mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang dilontarkan seseorang adalah “milik” orang tersebut dan bertanggungjawab atas apa yang telah dilontarkan.
b. Empati (empathy)
Backrack dalam Devito (1997) mendefinisikan empati sebagai “kemampuan seseorang untuk mengetahui apa Devito (1997) mendefinisikan empati sebagai “kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain, melalui kacamata orang lain itu”. orang yang empati mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang. Pengertian yang empatik ini akan membuat seseorang lebih mampu menyesuaikan komunikasinya.
c. Sikap mendukung (supportivenness)
Hubungan antar pribadi yang efektif adalah hubungan di mana terdapat sikap mendukung (supportivenness), suatu konsep yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya Gibb dalam Devito (1997). Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasanan yang tidak mendukung. Dalam hal ini seseorang memperhatikan sikap mendukung dengan bersikap:
 deskriptif, bukan evaluatif; yaitu penyampaian perasaan dan persepsi petani tanpa menilai
 spontanitas, bukan strategik; yaitu bereaksi dengan cara yang terus terang dan terbuka
 provisionalisme, bukan sangat yakin; yaitu ketersediaan petani mendengar pandangan yang berlawanan dan bersedia mengubah posisi jika keadaannya mengharuskan.
d. Sikap positif (positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi antar pribadi dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi.
e. Kesetaraan (equality)
Komunikasi antar pribadi akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Kesetaraan berarti menerima pihak lain atau menurut istilah Rogers dalam Devito (1997) kesetaraan meminta kita untuk memberikan “penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.

Daftar Pustaka
Departi dan Andrew. 1978. Peranan Komunikasi dalam Pembangunan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Deptan. 2006. Revitalisasi Pertanian. http://agribisnis.deptan.go.id/Pustaka/
revitalisasi%20pertanian%202005.pdf. Download 02 September 2006.
Deptan. 2006. Panduan Pemberdayaan Kelompok Tani.http://pfi3p.litbang.deptan
go.id./download/panduiankomp_1.pdf. Download 30 Agustus 2006.
Devito, J.A. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Profesional Book. Jakarta.
Effendy, O.U. 1981. Dimensi-dimensi Komunikasi. PT Remadja Karya. Bandung.
. 2002. Dinamika Komunikasi. PT Remadja Karya. Bandung.
. 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. PT Citra Adtya Bakti. Bandung.
Gerungan. 1988. Psikologi Sosial. PT Eresco. Bandung.
Handayaningrat, S. 1986. Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen. Gunung Agung. Jakarta.
Imron, A. 2002. Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia : Proses, Produk dan Masa Depannya. Bumi Aksara. Jakarta.
Liliweri, A. 1991. Komunikasi Antarpribadi. Cipta Aditya Bakti. Bandung.
Mantra, I. B. 2000. Demgrafi Umum. Gramedia. Jakarta.
Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. UNS Press. Surakarta.
. 1996. Penyuluhan Pembangunan Kehutanan. Pusat Penyuluhan Kehutanan Republik Indonesia. Jakarta.
Mulyana, D. 1996. Human Communication: Prinsip-prinsip Dasar. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
. 2000. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
Mulyana, D dan Rahmat, J. 1990. Komunikasi Antarbudaya: Panduan Berkomunikasi dengan Orang-orang Berbeda Budaya. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
Perhepi. 1972. Pola Pembangunan dan Pedesaan Indonesia. Perhepi. Jakarta.
Rincaid, A. L dan W. Schram. 1997. Asas-asas Komunikasi Antar Manusia. LP3ES. Jakarta.
Ruslan, R. 1998. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sajogyo dan Pujiwati, S. 1991. Sosiologi Pedesaan I. UGM Press. Yogyakarta.
Saidihardjo. 1974. Dasar-Dasar Kependudukan. Bursa Buku. Yogyakarta.
Samsudin. 1993. Manajemen Penyuluhan Pertanian. Bina Cipta. Bandung.
Siegel, S. 1994. Statistik NonParametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. PT Gramedia. Jakarta.
Singarimbun, M. dan Effendi, S. 1982. Metodologi Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta.
Soekanto. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Bina Cipta. Bandung.
Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian Indonesia. University Indonesia. Jakarta.
Suhardiyono. 1992. Penyuluh Petunjuk Bagi Pertanian Pertanian. Erlangga. Jakarta.
Sukirno, Sadono. 1985. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan. FEUI. Jakarta.

0 komentar:

Post a Comment

Saran dan KIritik terhadap blog ini akan sangat bermanfaat bagi keberlanjutan dan kekreatifan blog ini

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More